Prudential Syariah

Prudential Syariah Resmi Luncurkan Literasi SKC

Sesudah sah berdiri sebagai substansi berdikari, PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) sah meluncurkan Syariah Knowledge Centre (SKC) yang bisa dijangkau di www.shariaknowledgecentre.id. Dalam pengesahannya disebut jika Prudential Sharia terus memiliki komitmen untuk menggerakkan perkembangan ekonomi syariah sebagai pengembangan yang mengidentifikasi milestone besar.

Presiden Direktur Prudential Syariah, Omar Sjawaldy Anwar menerangkan nanti SKC jadi saluran yang diperuntukkan untuk menolong tingkatkan literatur dan inklusi ekonomi syariah warga Indonesia dan media kerjasama sekitar ekonomi dan keuangan syariah.

“Selainnya bertanggungjawab layani dan membuat perlindungan lebih dari 500.000 peserta, sebagai pasar leader, Prudential Syariah bertanggungjawab untuk meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia. Kami menyaksikan meskipun kekuatan ekonomi syariah besar sekali, ada banyak rintangan yang perlu ditemui bersama. Misalnya, literatur keuangan syariah yang rendah, yakni 8,93%,” ucapnya, Selasa (27/09).

Oleh karena itu, dia mengutarakan selainnya sediakan pengembangan jalan keluar pelindungan berbasiskan syariah yang sama sesuai hati, Prudential Syariah jalankan visi untuk tingkatkan kesadaran dan pengetahuan warga pada ekonomi dan keuangan syariah dengan mengeluarkan SKC.

“Kami yakin diperlukan peranan dan keterlibatan aktif semua pihak untuk mensukseskan visi ini hingga kami mengartikan SKC sebagai tempat kerjasama bersama pemerintahan, regulator, ahli ekonomi syariah dan seluruh pemain industri ekonomi syariah,” sambungnya.

Lebih detil berkenaan SKC, Head of Product Development Prudential Syariah Bondan Margono menguraikan, SKC memilki pilar info, literatur, pengembangan, dan kerjasama. Dan saluran khusus SKC jadi empat sisi penting, yaitu; Pembelajaran, Peraturan dan Data, Riset dan Peningkatan, dan Bincang Syariah.

“Lewat hadirnya, SKC ingin berperan dalam kenaikan literatur dan inklusi syariah, memelopori lahirnya pengembangan produk dan service berbasiskan syariah, perkuat dasar perkembangan asuransi jiwa syariah bersama seluruh federasi, dan jadi pusat pembelajaran digital yang berperanan sebagai referensi untuk menambahkan wacana warga pada perubahan terbaru ekonomi syariah,” katanya.

BACA JUGA  Tips Siasati Kerugian dengan Asuransi

Buat memberikan dukungan SKC berperan dalam ekonomi syariah, di peristiwa penyeluncuran ini, Prudential Syariah kukuhkan kerjasama dengan 2 partner pertama kalinya yakni Management Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (ME KNEKS) dan IPB University yang ditetapkan lewat penandatanganan nota kesepakatan (MoU).

Beberapa program sudah dipersiapkan untuk lewat SKC, salah satunya materi evaluasi ekonomi syariah, penelitian ekonomi syariah, komunitas dan acara ekonomi syariah, sampai beragam aktivitas promo dan pengaktifan literatur keuangan syariah.

Emir selanjutnya menambah jika dukungan pendayagunaan digitalisasi dengan tepat dan terarah penting dalam ekosistem ekonomi syariah. Dia menjelaskan benar-benar menghargai ide SKC sebab menjadi fasilitas yang menyambungkan peningkatan ekonomi dan keuangan syariah.

“Dengan keberadaan SKC, kami mengharap terus jadi sisi dari perkembangan ekonomi syariah, sesuai dengan inspirasi kami untuk menolong warga Indonesia hidup lebih sejahtera, menjadi satu diantara kontribusi ekonomi syariah terpenting di Indonesia, sekalian memberikan dukungan misi pemerintahan supaya Indonesia jadi pusat ekonomi Syariah global,” tutup Omar.

Peristiwa Ekonomi Syariah di Indonesia

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Management Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (ME KNEKS), Sutan Emir Hidayat menerangkan jika Indonesia ada di kotak yang paling vital dalam ekonomi syariah global karena pasar size industri halalnya besar sekali, dalam jumlah warga muslim paling besar di dunia 87% dari keseluruhan komunitas.

Bahkan juga, menurut dia dengan geliat ekonomi syariah yang demikian aktif, Indonesia adalah negara yang pantas jadi referensi dalam soal keuangan syariah karena sanggup terus berkembang dan bertahan dan menyokong ekonomi nasional, walau di tengah-tengah wabah COVID-19 yang melawan.

“Kesempatan ini harus digunakan dengan maksimal dengan dibarengi kenaikan literatur dan inklusi keuangan syariah atau tersedianya macam opsi beberapa produk syariah,” ucapnya.

BACA JUGA  Perlukah Asuransi Kendaraan Ditengah Maraknya Aksi Demo?

Dia selanjutnya menjelaskan, ekonomi syariah mempunyai resiliensi yang bagus dan berperan riil untuk kemajuan ekonomi nasional. Kelihatan dari jumlahnya asset keuangan dan industri keuangan non-bank (IKNB) syariah yang semakin meningkat, begitu halnya penghasilan kontributor unit usaha yang tumbuh 11,5% (yoy) di semester I 2022.

Meskipun begitu, menurut dia perkembangannya belum juga maksimal, seperti market share asuransi syariah yang terdaftar baru 5,3% diakhir 2021.

“Tentu saja beragam rintangan harus ditangani supaya ekonomi syariah dapat mengalami perkembangan dengan cepat, salah satunya berkaitan inklusi dan literatur, sampai diferensiasi beberapa produk syariah yang masih terbatas,” paparnya.

Seirama dengan hal tersebut Bijak Satria, Rektor IPB University ikut memberi komentar, sebagai instansi pengajaran, IPB bertanggung jawab besar untuk turut mempropagandakan literatur ekonomi syariah. Ditambah lagi berkaitan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai background secara resmi masih kurang sekali, kurang lebih cuma sekitaran 10%.

“Karena itu, kami memiliki komitmen untuk selalu membuat SDM unggul yang bisa membuat bertambah literatur ekonomi syariah dan siap jadi agen peralihan yang kapabel dalam keseluruhnya kegiatan ekonomi syariah. Selainnya lewat sistem evaluasi resmi, kami yakin literatur syariah perlu digiatkan di beberapa kanal yang gampang dijangkau hingga bisa tumbuhkan ketertarikan dan mempermudah warga manfaatkan semua produk dan service berbasiskan syariah,” tutupnya.